Tuesday, June 19, 2012

Simulasi Paedagogi dan Andragogi

Fania Felicia Magdalena Hutagalung (11-081)
Densi Wahyuni (11-045)
Dwi Kartika (11-019)

Secara singkat paedagogi didefinisikan sebgai teknik atau seni mengajar pada anak-anak. Sedangkan andragogi didefinisikan sebagai teknik atau seni mengajar pada orang dewasa. Pada kelas pendidikan tanggal 16 Juni 2012, kami kelompok 12 melakukan simulasi singkat mengenai cara mengajar paedagogi dan cara mengajar andragogi. berikut adalah penjelasan singkat mengenai simulasi singkat yang kami lakukan:
 - Simulasi Paedagogi dalam kelompok kami, kami menggunakan setting sekolah taman kanak-kanak dimana siswanya di ajari nama-nama hari dengan metode menyanyi sehingga menarik untuk di pelajari bagi anak seumuran mereka. Dalam setting ini, dapat dilihat bahwa guru memegang kendali penuh dalam pembelajaran. siswa cenderung hanya mendengarkan saja, sedangkan siswa sebagian besar hanya belajar dari gurunya. Pada awalnya guru mempertanyakan nama-nama hari, dan sang murid tidak tahu jawabannya. Lalu guru memberitahukan jawabannya dan mengajarkan nama-nama hari tersebut dengan menggunakan lagu. Setelah itu murid menjadi tahu nama-nama hari dengan menyanyikan lagu yang telah diajarkan oleh sang guru.

- Simulasi Andragogi dalam kelompok kami, kami menggunakan setting sebuah kursus bahas inggris yang di ikuti oleh orang yang sudah menjadi sarjana. Dalam setting ini, dapat dilihat bahwa guru kursus hanya menjadi fasilitator untuk belajar oleh para sarjana tersebut. murid di tuntut untuk lebih aktif dibandingkan gurunya, sedangkan guru hanya memperjelas saja. Pada awalnya guru mempertanyakan apa bahan belajar pada hari ini, sedangkan murid yang menjawab apa bahannya dan menjelaskan, sedangkan sang guru hanya mengkoreksi saja kebenaran dari penjelasan tersebut.

Berdasarkan simulasi yang kami lakukan, dapat dilihat bahwa ada perbedaan yang besar antara paedagogi dan andragogi. Berikut adalah perbedaannya;
 Paedagogi:
- Dalam bahasa yunani, Paeda artinya anak-anak, sedangkan agogos artinya mengarahkan.
- Paedagogi adalah seni mengajar pada anak atau mengarahkan anak.
- Guru cenderung lebih aktif dalam pembelajaran dibandingkan dengan sang anak sendiri.
- Teknik mengajar cenderung belajar sambil bermain agar sesuai dengan sang anak
- Muridnya cenderung mengikuti pembelajaran karena adanya suatu kewajiban untuk mengikuti pembelajaran, bukan karena adanya motivasi untuk belajar.

Andragogi:
- Dalam bahasa yunani, Andra artinya orang dewasa, sedangkan agogos artinya mengarahkan.
- Andragogi adalah seni mengajar pada orang dewasa atau mengarahkan orang dewasa.
- Murid di tuntut kemandiriannya untuk lebih aktif dalam pembelajaran, sedangkan guru hanya menjadi fasilitator saja.
- Teknik mengajar cenderung lebih kaku karena yang di ajar pun sudah dewasa, bukan anak-anak lagi.
- Murid cenderung mau belajar karena adanya motivasi dari mereka sendiri bukan hanya karena melaksanakan kewajiban mereka.

Tuesday, June 5, 2012

TUGAS MINI PROYEK - POSTER


TUGAS MINI PROYEK

TUGAS MINI PROYEK PSIKOLOGI PENDIDIKAN 2011/2012

Fania Felicia M.H.    ( 111301081 )
Dinarti Utari            ( 111301093 )
Shellani Raudoh     ( 111301115 )


1.      TOPIK
            Dinamika Belajar Pada Pengajar Profesional

2.       JUDUL                                  
                Pengajaran oleh pengajar professional di Sakai Morrisons School

3.       PENDAHULUAN

Berdasarkan UU RI No. 14 pasal 1 ayat 1 tahun 2005, guru merupakan pendidik professional dengan tugas utama yaitu mendidik, mengajar, membimbing mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Kami mengamati bagaimana cara mengajar guru yang profesional pada sekolah sakai morrison ini.

                Profesionalisme itu mencakup keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati standar ideal, meningkatkan dan memelihara citra profes, keinginan untuk senantiasa mengejar kesempatan pengembangan professional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampilannya, mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi, dan memiliki kebanggaan terhadap profesinya.

Berdasarkan penjelasan di atas, kami ingin mengamati bagaimana profesionalisme pengajaran pada sekolah sakkai morrison. Kami ingin melihat apakah pengajaran yang di lakukan sudah memenuhi kriteria yang baik untuk perkembangan anak pra sekolah.


4.       LANDASAN TEORI
Berdasarkan judul yang kami pilih yaitu Dinamika Belajar Pada Pengajar Professional, ada pun landasan teori yang digunakan. Berikut penjelasannya.

A.      DEFINISI
·         DEFINISI GURU / PENGAJAR
Berdasarkan UU RI No. 14 pasal 1 ayat 1 tahun 2005, guru merupakan pendidik professional dengan tugas utama yaitu mendidik, mengajar, membimbing mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

·         DEFINISI PROFESSIONAL
Berdasarkan UU RI No. 15 pasal 1 ayat 4 tahun 2005, professional merupakan pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.

·         DEFINISI GURU PROFESSIONAL
Guru yang professional adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Kompetensi ini meliputi pengetahuan, sikap, dan akademis. Dengan kata lain, guru professional merupakan orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan yang maksimal. Selain itu, guru professional adalah orang yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengalaman yang kaya di bidangnya. (Kunandar, 2009 : 47)

Profesionalisme seorang guru/pengajar memiliki peran :
1.       Memberikan jaminan perlindungan kepada kesejahteraan masyarakat umum khususnya di bidang pendidikan.
2.       Merupakan suatu cara untuk memperbaiki profesi pendidikan yang selama ini dianggap rendah oleh sebagian masyarakat.
3.       Memberikan kemungkinan bagi guru untuk memberikan pelayanan sebaik mungkin dan memaksimalkan potensinya.

Kualitas profesionalisme ditunjukkan dengan 5 sikap, yaitu :
1.       Keinginan untuk selalu menampilkan perilaku yang mendekati standar ideal.
2.       Meningkatkan dan memelihara citra profesi.
3.       Keinginan untuk senantiasa mengejar kesempatan pengembangan professional yang dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas pengetahuan dan keterampilannya.
4.       Mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi.
5.       Memiliki kebanggaan terhadap profesinya.


B.      SYARAT GURU PROFESSIONAL
Tugas dan tanggungjawab seorang guru sangatlah berat, sehingga terdapat persyaratan-persyaratan pokok yang harus dipenuhi untuk menjadi seorang guru. Berikut adalah beberapa pendapat ahli tentang persyaratan-persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang guru.

Menurut Sidi ( Kunandar 2009 : 50 )
Persyaratan minimal yang harus dimiliki seseorang untuk menjadi seorang guru :
1.       Memiliki kualifikasi pendidikan profesi yang memadai.
2.       Memiliki kompetensi keilmuan sesuai dengan bidang yang ditekuninya.
3.       Memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik dengan anak didiknya.
4.       Memiliki jiwa yang kreatif dan produktif.
5.       Memiliki etos kerja dan komitmen tinggi terhadap profesinya.
6.       Selalu melakukan pengembangan diri baik melalui organisasi profesi, internet, buku, seminar dan semacamnya.

UU RI No. 14 pasal 8 tahun 2005 tentang guru dan dosen, menyatakan bahwa guru professional wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan pendidikan nasional.

Berdasarkan hal-hal di atas, ada 3 hal yang menjadi sorotan pada saat ini yaitu kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikat pendidik.

1.       Kualifikasi Akademik
PP No. 19 tahun 2005 ( Standar Nasional Pendidikan ) pasal 28 ayat 2 menyatakan bahwa kualifikasi akademik merupakan tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
Kemudian, mengenai ketentuan kualifikasi akademik tersebut ditentukan dalam UU RI No. 14 pasal 9 tahun 2005 tentang guru dan dosen menyatakan bahwa kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat.

2.       Kompetensi
Guru professional pada intinya adalah guru yang memiliki kompetensi yang dipersyaratkan untuk melakukan tugas pendidikan dan pengajaran. Menurut UU RI No. 14 tahun 2005 pasal 1 ayat 10 tentang guru dan dosen menjelaskan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang  harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan.

Menurut Ibid ( Hamzah, 2010 : 64 ) mengungkapkan bahwa kompetensi guru adalah salah satu faktor yang mempengaruhi tercapainya tujuan pembelajaran dan pendidikan di sekolah, namun kompetensi guru ini tidak berdiri sendiri melainkan dipengaruhi oleh faktor latar belakang pendidikan, pengalaman mengajar, dan lamanya mengajar. Kompetensi guru sering kali dinilai penting sebagai alat seleksi dalam penerimaan calon guru, dan juga dijadikan sebagai pedoman dalam pengembangan dan pembinaan guru.

Direktorat Tenaga Kependidikan Depdiknas menyatakan bahwa standar kompetensi guru meliputi 4 komponen, yaitu :
1.       Pengelolaan pembelajaran
2.       Pengembangan potensi
3.       Penguasaan akademik
4.       Sikap kepribadian

Menurut Pasal 28 ayat 3 PPRI No. 19 tahun 2005 menyatakan bahwa kompetensi sebagai agen pembelajaran padajenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:

a.       Kompetensi pedagogik
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan dalam pengelolaan peserta didik meliputi:
1)      Pemahaman wawasan guru akan landasan dan filsafat pendidikan.
2)      Guru memahami potensi dan keberagaman peserta didik, sehingga dapat didesain strategi pelayanan belajar sesuai keunikan masing-masing pserta didik.
3)      Guru mampu menyediakan kurikulum baik dalam bentuk dokumen maupun implementasi dalam bentuk pengalaman belajar.
4)      Guru mampu menyusun rencana dan strategi pembelajaran berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar.
5)      Mampu melaksanakan pembelajaran yang mendidik dengan suasana yang dialogis dan interaktif, sehingga pembelajaran menjadi lebih aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
6)      Mampu melakukan evaluasi hasil belajar dengan memenuhi prosedur dan standar yang dipersyaratkan.
7)      Mampu mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.

b.      Kompetensi kepribadian
Dilihat dari aspek psikologi kopentensi kepribadian guru menunjukkan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian:
1)      Mantap dan stabil yaitu memiliki konsistensi dalam bertindak sesuai norma hokum, norma sosial, dan etika yang berlaku.
2)      Dewasa yang berarti mempunyai kemandirian untuk bertindak sebagai pendidik dan memiliki etos kerja sebagai guru.
3)      Arif dan bijaksana yaitu tampilannya bermanfaat sebagai peserta didik.
4)      Berwibawa yaitu perilaku guru yang disegani sehingga berpengaruh positif terhadap peserta didik.
5)      Memiliki akhlak mulia dan memiliki prilaku yang dapat diteladani oleh peserta didik bertindak sesuai norma reigius, jujur, ikhlas dan suka menolong.

c.       Kompetensi professional
Kompetensi professional menurut Usman (2004) meliputi:
1)      Penguasaan terhadap landasan kependidikan, dalam termasuk: memahami tujuan pendidikan, mengetahui fungsi sekolah di masyarakat, mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan
2)      Menguasai bahan pengajaran, artinya guru harus memahami materi pelajaran yang akan di ajarkan.
3)      Kemampuan menyusun program pengajaran, mencakup kemampuan menetapkan kompetensi belajar, mengembangkan bahan pelajaran dan mengembangkan strategi pembelajaran.
4)      Kemampuan menyusun perangkat penilaian hasil belajar dan proses pembelajaran.

d.      Kompetensi sosial
Sagala (2009: 39) mengungkapkan bahwa kompetensi sosial mencakup perangkar prilaku yang menyangkut:
1)      Kemampuan interaktif, yaitu kemampuan yang menunjang efektivitas interaksi dengan orang lain.
2)      Keterampilan memecahkan masalah kehidupan seerti mengatur waktu, uang, kehidupan berkeluarga, memahami nilai kehidupan dan sebagainya.
                                                       
3.       Sertifikat pendidik
Sertifikat pendidik diberikan kepada guru yang telah memenuhi persyaratan dan diperoleh melalui sertifikasi profesi guru. Sertifkasi profesi guru adalah proses untuk memberikan sertifikat kepada guru yang telah memenuhi standar kualifikasi dan standar kompetensi.

Syarat sertifikat pendidik bagi guru adalah:
a.       Memenuhi standar kualifikasi akademik (S1 atau D4 dan Relevan)
b.      Menguasai standar kompetensi yang dibuktikan dengan lulus uji kompetensi yang diselenggarakan oleh perguruan tinggi penyelenggara tenaga kependidikan yang terakreditasi dan ditetapkan oleh pemerintah.

Manfaat dari sertifkasi guru yaitu:
a.       Melindungi profesi guru dari praktek-praktek yang tidak compete, yang dapat merusak citra profesi guru
b.      Melindungi masyarakat dari praktek-praktek pendidikan yang tidak berkualifikasi dan tidak professional
c.       Menjaga lembaga penyelenggara pendidikan tenaga pendidikan (LPTK) dari keinginan internal dan tekanan eksternal yang menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang berlaku.


5.       TUJUAN PENELITIAN

1.       Melihat apakah pengajar sudah memenuhi standar pengajar yang telah ditentukan.
2.       Melihat keprofesionalan guru mengajar dalam kelas.
3.       Melihat apakah pengajaran yang diberikan sudah efektif.


6.       ALAT DAN BAHAN

-          Buku dan alat tulis
-          Laptop
-          Kamera digital
-          Reward ( berupa kue )

7.       SASARAN / OBJEK OBSERVASI
                                       
                Pengajar murid-murid TK Sakai Morrisons ( Jl. Setia Budi no. 173 A-D )

8.       ANALISIS DATA
Metode yang kami gunakan dalam mengerjakan proyek pendidikan terhadap pengajar professional ini adalah :
1.    Metode Observasi
Pada pengerjaan pryek ini kami menggunakan metode observasi pada pengajar yang mengajar di dalam kelas, yaitu kelas anak pra-sekolah. Kami mengobservasi pengajar secara langsung yaitu dengan mengikuti proses belajar mengajar yang dilaksanakan dalam 1 hari. Kami melihat bagaimana keprofessionalan dan keaktifan pengajar saat mengajar di kelas. Observasi dilakukan dengan merekam, mengambil beberapa gambar, dan mencatat pengamatan secara tertulis.

2.    Metode Wawancara
Metode wawancara ini kami gunakan untuk mengetahui tentang sertifikat pendidik yang dimiliki oleh pengajar tersebut.





9.       KALKULASI BIAYA

-          Reward                        : Rp. 26.000 x 2          = Rp. 52.000
-          Transportasi               : Rp. 10.000 x 2          = Rp. 20.000
                                                          Total                            = Rp. 72.000


10.   JADWAL PERENCANAAN

Kegiatan
April
Mei
Juni
I
II
III
IV
I
II
III
IV
I
II
III
IV
Pemilihan Topik











Penentuan Judul











Mendiskusikan  metode & pelaksanaan observasi











Pembuatan Pendahulan dan Landasan Teori











Permohonan surat izin dari fakultas











Konfirmasi surat izin kepada kepala sekolah yang akan diobservasi











Pelaksanaan observasi











Diskusi untuk menganalisis data yang diperoleh











Diskusi untuk membuat kesimpulan akhir











Pembuatan Poster











Evaluasi











Posting Blog











Melaporkan hasil akhir kepada pihak Sakai Morrisons



































11.   JADWAL PELAKSANAAN

No.
Kegiatan
Tanggal
Waktu
Tempat
1.
Diskusi pemilihan topik dan penentuan judul
2 April 2012
13.30 WIB
Kantin Fakultas  Psikologi USU
2.
Diskusi perencanaan kegiatan, penentuan metode yang digunakan, dan perencanaan pelaksanaan observasi
13 April 2012
10.00 WIB
Kantin Fakultas  Psikologi USU
3.
Diskusi pembuatan pendahuluan dan landasan teori
18 April 2012
12.00 WIB
Kantin Fakultas  Psikologi USU
4.
Permohonan surat izin dari fakultas
8 Mei 2012
11.00 WIB
Ruang Akademik
5.
Survei lokasi & pengajuan surat permohonan ke Sakai Morrisons
12 Mei 2012
12.00 WIB
Sakai Morrisons
6.
Pembelian reward
22 Mei 2012
17.00 WIB
Toko Brownies Amanda
7.
Pelaksanaan observasi
23 Mei 2012
08.00 WIB
Sakai Morrisons
8.
Menyusun hasil akhir observasi
28 Mei 2012
14.00 WIB
Kantin Fakultas Psikologi USU
9.
Pembuatan poster
2 Juni 2012
12.30 WIB
Kantin Fakultas Kedokteran USU
10.
Evaluasi
4 Juni 2012
13.30 WIB
Kantin Fakultas Kedokteran USU
11.
Posting blog
5 Juni 2012
12.00 WIB
Kantin Fakultas Kedokteran USU





12.   EVALUASI JADWAL PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN

No.
Kegiatan
Tanggal Rencana Awal
Tanggal Pelaksanaan
Tempat
1.
Diskusi pemilihan topik dan penentuan judul
2 April 2012
2 April 2012
Kantin Fakultas Psikologi USU
2.
Diskusi perencanaan kegiatan, penentuan metode yang digunakan, dan perencanaan pelaksanaan observasi
13 April 2012
13 April 2012
Kantin Fakultas Psikologi USU
3.
Diskusi pembuatan pendahuluan dan landasan teori
18 April 2012
18 April 2012
Kantin Fakultas  Psikologi USU
4.
Permohonan surat izin dari fakultas
5 Mei 2012
8 Mei 2012
Ruang Akademik
5.
Survey lokasi & pengajuan surat permohonan ke Sakai Morrisons
12 Mei 2012
12 Mei 2012
Sakai Morrisons
6.
Pembelian reward
22 Mei 2012
22 Mei 2012
Toko Brownies Amanda
7.
Pelaksanaan observasi
23 Mei 2012
23 Mei 2012
Sakai Morrisons
8.
Menyusun hasil akhir observasi
28 Mei 2012
28 Mei 2012
Kantin Fakultas Psikologi USU
9.
Pembuatan poster
2 Juni 2012
2 Juni 2012
Kantin Fakultas Psikologi USU
10.
Evaluasi
4 Juni 2012
4 Juni 2012
Kantin Fakultas Kedokteran USU
11.
Posting blog
5 Juni 2012
5 Juni 2012
Kantin Fakultas Kedokteran USU

13.   HASIL OBSERVASI DAN WAWANCARA

Hari dan Tanggal Observasi :           Rabu, 23 Mei 2012
Waktu                                           :           09.00 – 12.00 WIB
Tempat                                        :           Kindergarden A Sakai Morrisons
Jumlah Guru dalam kelas      :           2 orang
Jumlah murid dalam kelas                :               13 orang ( 1 orang tidak hadir )
Jadwal mata pelajaran           :           Matematika, Bahasa Inggris, dan story telling di perpustakaan sekolah

·         Observasi
Pada hari rabu tangal 23 Mei kami mengunjungi Sakai Morrisons School untuk melakukan observasi mengenai dinamika belajar pada pengajar professional. Kelas dengan pengajar yang kami observasi adalah kindergarden A ( TK A). Pengajar yang terdapat dalam kelas sebanyak 2 orang yaitu Miss Ika dan Miss Tina dengan jumlah murid 12 orang. Jadwal pelajaran pada hari itu adalah matematika, bahasa inggris, dan story telling di perpustakaan sekolah. Sebelum murid-murid hadir, para guru menyiapkan buku-buku yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar. Berikut adalah hasil observasi kami :

1.       Saat semua murid sudah hadir, murid dan guru berkumpul dan duduk di karpet agar terasa lebih dekat. Guru menerangkan rules atau aturan yang berlaku selama di dalam kelas kepada anak-anak dan mereka mengucapkan kembali aturan-aturan yang diberi. Setelah itu guru mengajak murid-murid sedikit berbincang dan juga memilih 1 orang anak untuk memimpin doa sebelum belajar.
2.       Bahasa pengantar yang digunakan selama belajar adalah bahasa inggris. Para guru sangat fasih dan lancar dalam berbicara menggunakan bahasa inggris. Mata pelajaran pertama adalah matematika. Guru memberikan materi pelajaran yang dipelajari di papan tulis. Anak-anak duduk di bangku masing-masing dengan meja yang berbentuk lingkaran.
3.       Setelah anak-anak memperhatikan penjelasan tentang materi pelajaran yang diberikan, guru memberikan contoh soal untuk dijawab oleh anak-anak secara bersama-sama. Setelah anak-anak mengerti, mereka diberikan soal latihan yang harus dikerjakan secara individu. Namun ada beberapa murid yang kesulitan untuk memahami dan mengerjakan soal latihan. Melihat keadaan seperti itu, guru berusaha menjelaskan kembali dan membantu anak-anak untuk mengerjakan soal latihan. Tapi tidak membantu secara keseluruhan, guru memberikan petunjuk-petunjuk agar mereka dapat mengerjakannya.
4.       Bagi anak-anak yang sudah selesai mengerjakan soal latihan, mereka dipersilahkan untuk membaca buku bacaan yang disediakan di dalam kelas sambil menunggu teman-teman mereka yang belum selesai mengerjakan soal latihan.
5.       Setelah semua anak selesai mengerjakan soal latihan, tibalah waktunya mereka untuk makan. Setiap anak membawa bekal masing-masing untuk dimakan. Sebelum makan, anak-anak berbaris di depan pintu kelas untuk mencuci tangan. Anak-anak terliat sudah terlatih saat membentuk barisan. Terdapat 1 orang yang dipilih oleh guru untuk menjadi leader dalam barisan. Di sini kami melihat guru berperan dalam memberikan kedisiplinan kepada anak-anak dan memberikan pelajaran bagi anak untuk menjadi seorang pemimpin sejak dini.
6.       Pada hari tersebut, mata pelajaran setelah matematika adalah bahasa inggris. Tetapi, pelajaran tersebut diganti dengan latihan menari. Anak-anak melakukan latihan menari untuk mengisi acara graduation yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Di sini kami melihat para guru mampu mengkoordinir anak-anak untuk latihan menari. Anak-anak dengan seksama memperhatikan gerakan-gerakan yang diberikan oleh para guru. Para guru dengan sabar dan tekun dalam melatih anak-anak.
7.       Setelah selesai latihan menari, jadwal pelajaran selanjutnya adalah story telling yang dilakukan di perpustakaan sekolah. Para guru tetap mengkoordinir anak-anak untuk masuk ke dalam perpustakaan dan menginstruksikan kepada anak-anak agar mereka duduk dengan rapi. Salah satu guru memilih satu buku cerita untuk dibacakan kepada anak-anak. Buku cerita yang dipilih menurut kami sangat bagus karena cerita dalam buku tersebut mengandung nilai moral yang baik dengan contoh-contoh kejadian sehari-hari yang dapat dengan mudah dimengerti oleh anak-anak usia pra-sekolah. Guru membacakan cerita dengan sangat menarik, anak-anak dengan tekun mendengarkannya. Sesekali guru memberikan contoh kejadian nyata yang terjadi sehari-hari selama jam belajar yang dilakukan oleh anak-anak. Anak-anak juga sangat antusias ketika diberikan kesempatan untuk memberikan contoh lain. Setelah itu, sebelum kembali ke kelas, guru memberikan pertanyaan kepada anak-anak mengenai cerita yang baru saja mereka dengarkan. Kemudian anak-anak berbaris untuk kembali ke kelas.
8.       Sesampainya di kelas, anak-anak membereskan barang-barang mereka. Para guru juga membantu anak-anak dalam membereskan barang-barang. Setelah semua anak membereskan barang mereka dan menyandang tas masing-masing, mereka berdoa bersama-sama dan kembali membentuk barisan untuk pulang. Satu per satu mereka menyalami para guru kemudian menuju keluar kelas. Kami melihat anak-anak sangat dekat dengan para guru.

·         Wawancara
Kami melakukan sedikit wawancara kepada kedua guru yang kami observasi yaitu Miss Ika Yulianti dan Miss Demsi Martina Purba. Kedua guru ini adalah pengajar di kelas Kindergarten A Sakai Morrisons School. Berikut hasil wawancara kami dengan kedua pengajar ini.
1.       Miss Ika Yulianti ( Miss Ika )
Beliau merupakan lulusan S1 jurusan ekonomi dari sebuah universitas swasta di kota Medan. Pemilik sekolah merekrut beliau karena ia dinilai memiliki potensi dan juga pengetahuan akan paedagogi untuk mengajar di sekolah ini. Miss Ika sangat lancar berbicara dengan menggunakan bahasa inggris. Kemampuan tersebut ia dapatkan dengan mengikuti kursus bahasa inggris sewaktu masih kuliah hingga sebelum bekerja. Miss Ika sudah mengajar di Sakai Morrisons School selama kurang lebih 5 tahun.

2.       Miss Demsi Martina Purba ( Miss Tina )
Beliau merupakan lulusan S1 bidang pendidikan dari salah satu universitas swasta di kota Medan. Pemilik sekolah juga memiliki alasan yang sama saat merekrut Miss Tina sebagai pengajar di Sakai Morrisons School ini. Miss Tina dinilai memiliki kemampuan yang baik untuk menjadi pengajar kelas Kindergarten A. Ia juga sangat lancar berbicara menggunakan bahasa inggris. Kemampuan tersebut ia dapatkan selama saat masih di bangku perkuliahan. Miss Tina sudah mengajar di Sakai Morrisons School selama 1 tahun.

14.   KESIMPULAN
Setelah melakukan observasi dan wawancara dengan pengajar di Sakai Morrisons School dengan topik dinamika pada pengajar professional, kelompok kami membuat kesimpulan dari hasil yang kami dapatkan bahwa pengajaran yang dilakukan oleh pengajar di Sakai Morrisons School khususnya pengajar di kelas Kindergarten A adalah sangat baik. Kami melihat bahwa para pengajar memiliki kemampuan yang baik dalam mengajar, dalam mengahandle murid-murid, memiliki kompetensi yang baik, dan memiliki paedagogi yang baik juga dalam mengelola kelas. Dapat dikatakan bahwa para pengajar kelas Kindergarten A di Sakai Morrisons School memiliki sebagian besar kriteria/persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang pengajar professional.








15.   TESTIMONIAL

Fania Felicia Magdalena Hutagalung ( 11-081)
Mini Proyek ini merupakan pengalaman pertama bagi saya. dan selama pembuatannya saya mendapat pengalaman baru karena tugas ini menuntut kita untuk terjun langsung ke masyarakat untuk mengobservasi pendidikan terutama dinamika pengajaran pada guru professional yang merupakan tema yang kami ambil untuk tugas mini proyek ini. Tugas ini membuat kami juga semakin kompak dan belajar untuk mengatur waktu lebih baik sehingga dapat berkumpul untuk mendiskusikan tugas ini.

Dinarti Utari ( 11-093 )
Tugas mini proyek ini merupakan tugas yang menarik bagi saya. Tugas ini memberikan banyak pengalaman bagi saya baik dalam hal bekerja sama dengan anggota kelompok hingga ketekunan dan kesabaran dalam mengerjakan tugas ini dari awal hingga akhirnya selesai. Dengan adanya tugas mini proyek ini saya semakin bersemangat untuk mengikuti mata kuliah psikologi pendidikan.

Shellani Raudoh ( 11-115 )
Selama pembuatan mini proyek ini saya sangat menikmatinya. Khususnya pada observasi ke tk sakai morrisons. Saya mendapat banyak pengalaman dan pelajaran. Dan dalam berkelompok pun kami sangat kompak jadi proyek ini semakin mempererat kekompakkan kami.